Rabu, 16 September 2015

Terapi Floor Time Bagi Anak Autis


Floor time merupakan pendekatan yang ‘bersahabat’  (hangat dan akrab) untuk membangan hubungan dengan anak sebagai indivdu, untuk membantu memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh (gasture), kata – kata serta media bermain (pretend play).
Sebagai metode pendekatan, floor time merupakan proses yang terdiri dari 5 langkah yang digunakan untuk mendukung perkembangan emosional dan perkembangan anak.

Lima Step dalam Floor Time
Sebagai sebuah metode pendekatan, floor time merupakan proses yang terdiri dari lima step yang digunakan untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak, lima step tersebut secara berurutan adalah :
1.       Observasi (Observation)
Observasi ini meliputi mendengarkan ataupun mengamati baik ekspresi muka, nada suara, gestur, kata-kata yang dikeluarkan anak, apakah anak cenderung komunikatif atau menarik diri, anak senang atau ketakutan, dan sebagainya yang semua ini penting agar kita dapat menentukan bagaimana harus mendekati anak secara efektif
2.     Pendekatan - membuka lingkaran komunikasi (Approach – Open cercle of communication)
Sekali kita dapat mengamati anak dengan baik kita dapat mendekati anak dengan kata-kata dan gestur yang pas sehingga kita dapat membuka lingkaran komunikasi dengan anak.
3.     Mengikuti aktivitas yang diamati anak (Follow the child’s lead)
Setelah kita berhasil melakukan pendekatan pertama selanjutnya ikuti aktifitas yang menarik minat anak, dengan jalan menjadi teman bermain dan sebagai seorang yang siap membantu bila anak memerlukan. Berikan kesempatan anak untuk membuat sendiri aturan dalam permainannya, dengan demikian kita membantu anak untuk merasa dihargai, dapat mengambil keputusan serta memberikan kesempatan mereka untuk punya pengaruh dalam dunianya.
4.     Memperluas permainan (Extend and Expand Play)
Sementara kita mengikuti permainan yang dipilih anak kita dapat melibatkan diri utnuk mengembangkan permainannya dengan komentar yang membangun tentang permainannya dan kemudian menanyakan sesuatu untuk merangsang daya pikir anak dalam permainan tanpa kesan mengganggu. Hal ini akan membantu anak mengembangkan gagasan mereka.
5.     Biarkan anak menutup lingkaran komunikasi (Child closes the circle of communication)
Seperti halnya kita sudah membuka lingkaran komunikiasi, berikan kesempatan kepada anak untuk menutup lingkaran tersebut dengan respons baik itu melalui gestur, atau pun dengan komentar. Semakin banyak lingkaran komunikasi yang berhasil kita berikan dan semakin banyak anak dapt meresponnya ini berarti session kita dianggap berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar